BARRU--Pihak kepolisian mengambil tindakan tegas dalam menangani kasus bayi “ajaib” di Pulau Pannikian, Desa Madello, Kecamatan Balusu.Setelah melakukan interogasi selama beberapa jam terhadap keluarga Kasmira, ibu dari bayi yang disebut-sebut ajaib itu-- atas perintah Kapolwil Parepare, Kombes Burhanuddin Andi, Selasa, 4 Desember, pukul 13.00 Wita, akhirnya polisi mengevakuasi dan pengamanan secara paksa ibu dan bayi itu dari pulau Pannikian.
Mereka yang dievakuasi melalui speedboat milik Pemkab Barru dan kapal nelayan Sumpang Binangae itu, masing-masing; Kasmira, Sitti Rajja (ibu
Kasmira), Beddu alias Abdul Latif (ayah Kasmira), serta Tajuddin (anak angkat Beddu).
Karena kondisi Kasmira tampak pucat, ia langsung dilarikan ke Unit Gawa Darurat Rumah Sakit Umum Kabupaten Barru bersama bayinya, Muhammad Ali. Saat ke rumah sakit, ia masih ditemani saudara angkatnya, Tajuddin dan ibunya, Sitti Rajja.
Sementara bapaknya, Beddu yang tiba belakangan dari pulau bersama personel Polwil Parepare, langsung dimintai keterangan di Polres Barru.
Evakuasi paksa berlangsung singkat. Polisi menilai ada kejanggalan setelah melakukan interogasi secara terpisah terhadap semua keluarga Kasmira.
Pihak berwajib pun langsung memutuskan membawa seluruh keluarga Kasmira ke Polres Barru untuk diperiksa lebih lanjut. Proses evakuasi sempat menjadi tontonan warga yang datang ke Pulau Panikkian melihat langsung kondisi bayi, serta warga di Sumpang Binangae.
Bahkan, speed boat yang membawa Kasmira, Muhammad Ali, Sitti, serta Tajuddin, sempat kesulitan berlabuh, karena banyaknya warga yang menunggu di Sumpang Binangae. Sesampai di Sumpang, polisi langsung menaikkan mereka ke mobil dan langsung membawanya ke RSU Barru.
Di rumah sakit, Kasmira terlihat sangat lemas. Ia sempat ditinggal di atas mobil di halaman rumah sakit beberapa menit bersama ibunya. Kasmira yang mengenakan jilbab abu-abu juga terus menangis sambil memeluk ibunya.
Saat turun dari mobil, ia langsung dibaringkan di tempat tidur dan diperiksa oleh dokter. Sementara anaknya tertidur pulas. Saat di RS, Kasmira juga sempat menjadi tontonan ratusan warga yang penasaran ingin melihat bayi “ajaib” dan ibunya itu.
Kasubag Intelkam Polwil Parepare, Kompol A Faisal yang memimpin langsung tim Polwil mengatakan, keluarga korban diamankan dan dievakuasi paksa untuk kepentingan penyelidikan. Selain itu, polisi juga takut akan keamanan serta keselamatan warga dari luar pulau yang terus berdatangan untuk melihat langsung bayi “ajaib” itu.
“Siapa yang harus bertanggung jawab jika ada kapal yang tenggelam saat datang ke pulau. Dan ini, kami lakukan atas perintah Kapolwil,” kata Faisal. Ia menambahkan, sangat tidak masuk akal jika bayi bisa lahir tanpa bersetubuh.
Saat melakukan interogasi, ia bersama beberapa personel kepolisian, termasuk Polres Barru, terdengar membentak-bentak keluarga Kasmirah. Mereka menilai, keterangan keluarga Kasmira berbelit-belit dan tidak masuk akal.
“Bisa dibayangkan, dalam satu hari berapa puluh orang bahkan ratusan orang yang datang ke pulau menggunakan kapal dan perahu. Mereka melintasi laut, kalau sampai terjadi kecelakaan laut, siapa yang bertanggung jawab. Kami lakukan ini hanya untuk mencegah terjadinya kecelakaan,” tegasnya.
Terkait SMS kelahiran bayi “ajabi” yang pertama kali sampai di Camat Balusu, menurut Faisal, sangat tidak masuk akal. Ia juga menilai keterangan bahwa ibu bayi yang disebut-sebut “ajaib” karena lahir tanpa ayah dan tidak pernah disentuh laki-laki, itu tidak benar. “Ini semua bohong. Karena itu, harus diusut hingga tuntas,” terang Faisal.
Polisi akhirnya menyita handpone milik Kasmira yang oleh keluarganya diyakini juga ajaib. Malah, HP itu tidak bisa disentuh sembarang orang. HP itu berisi beberapa SMS yang kalimatnya aneh-aneh dan terkait bayi ajaib tersebut.
Saat ditanya mengenai kemungkinan untuk dilakukan tes DNA terhadap bayi tersebut untuk mengetahui siapa ayahnya, Faisal mengatakan bahwa itu terlalu dini. Masih terlalu cepat untuk melakukan uji DNA. “Masih banyak tahapan-tahapan pemeriksaan yang akan dilakukan terhadap mereka,” katanya.
Sementara itu, selain polisi, pihak medis dari Puskesmas Madello juga turun langsung ke Pulau Panikkian. Usai memeriksa Kasmira dan bayinya, dr M Herman yang memimpin pemeriksaan, mengatakan, ibu bayi melahirkan melalui persalinan normal. Ibu bayi juga diyakini sempat hamil.
Pernyataan dokter ini berbeda dengan pengakuan Kasmira dan keluarganya yang mengaku tidak pernah berhubungan badan dan hamil. “Panjang bayi 48 cm dengan berat 2,7 kg.
Hanya saja, mereka harus ditangani dokter karena kondisi bayi dan ibunya drop. Kita juga ingin melakukan langkah pencegahan penyakit. Karena bisa saja terjadi infeksi,” katanya.
Di rumah sakit sendiri, warga hingga malam tadi terus berdatangan. Mereka ingin melihat dari dekat bayi “ajaib” dan ibunya. Hanya saja, beberapa warga harus kecewa sebab ibu dan bayinya sudah diisolasi. Pihak RS juga sudah melakukan pemeriksaan dan visum.
Hasil visumnya direncanakan diumumkan Rabu, hari ini. Selain melakukan pemeriksaan, pihak RS juga berupaya mengorek keterangan dari Kasmira, termasuk siapa laki-laki yang menghamilinya. (amr-rus)
Sumber Fajar Online (05 Des 2007)
1 komentar:
Hello. This post is likeable, and your blog is very interesting, congratulations :-). I will add in my blogroll =). If possible gives a last there on my blog, it is about the Celular, I hope you enjoy. The address is http://telefone-celular-brasil.blogspot.com. A hug.
Posting Komentar