Selasa, 11 Desember 2007

Kasmira dan Keluarganya Dievakuasi Paksa

Polisi Yakin Ada Kejanggalan


BARRU--Pihak kepolisian mengambil tindakan tegas dalam menangani kasus bayi “ajaib” di Pulau Pannikian, Desa Madello, Kecamatan Balusu.
Setelah melakukan interogasi selama beberapa jam terhadap keluarga Kasmira, ibu dari bayi yang disebut-sebut ajaib itu-- atas perintah Kapolwil Parepare, Kombes Burhanuddin Andi, Selasa, 4 Desember, pukul 13.00 Wita, akhirnya polisi mengevakuasi dan pengamanan secara paksa ibu dan bayi itu dari pulau Pannikian.

Mereka yang dievakuasi melalui speedboat milik Pemkab Barru dan kapal nelayan Sumpang Binangae itu, masing-masing; Kasmira, Sitti Rajja (ibu
Kasmira), Beddu alias Abdul Latif (ayah Kasmira), serta Tajuddin (anak angkat Beddu).

Karena kondisi Kasmira tampak pucat, ia langsung dilarikan ke Unit Gawa Darurat Rumah Sakit Umum Kabupaten Barru bersama bayinya, Muhammad Ali. Saat ke rumah sakit, ia masih ditemani saudara angkatnya, Tajuddin dan ibunya, Sitti Rajja.

Sementara bapaknya, Beddu yang tiba belakangan dari pulau bersama personel Polwil Parepare, langsung dimintai keterangan di Polres Barru.

Evakuasi paksa berlangsung singkat. Polisi menilai ada kejanggalan setelah melakukan interogasi secara terpisah terhadap semua keluarga Kasmira.

Pihak berwajib pun langsung memutuskan membawa seluruh keluarga Kasmira ke Polres Barru untuk diperiksa lebih lanjut. Proses evakuasi sempat menjadi tontonan warga yang datang ke Pulau Panikkian melihat langsung kondisi bayi, serta warga di Sumpang Binangae.

Bahkan, speed boat yang membawa Kasmira, Muhammad Ali, Sitti, serta Tajuddin, sempat kesulitan berlabuh, karena banyaknya warga yang menunggu di Sumpang Binangae. Sesampai di Sumpang, polisi langsung menaikkan mereka ke mobil dan langsung membawanya ke RSU Barru.

Di rumah sakit, Kasmira terlihat sangat lemas. Ia sempat ditinggal di atas mobil di halaman rumah sakit beberapa menit bersama ibunya. Kasmira yang mengenakan jilbab abu-abu juga terus menangis sambil memeluk ibunya.

Saat turun dari mobil, ia langsung dibaringkan di tempat tidur dan diperiksa oleh dokter. Sementara anaknya tertidur pulas. Saat di RS, Kasmira juga sempat menjadi tontonan ratusan warga yang penasaran ingin melihat bayi “ajaib” dan ibunya itu.

Kasubag Intelkam Polwil Parepare, Kompol A Faisal yang memimpin langsung tim Polwil mengatakan, keluarga korban diamankan dan dievakuasi paksa untuk kepentingan penyelidikan. Selain itu, polisi juga takut akan keamanan serta keselamatan warga dari luar pulau yang terus berdatangan untuk melihat langsung bayi “ajaib” itu.

“Siapa yang harus bertanggung jawab jika ada kapal yang tenggelam saat datang ke pulau. Dan ini, kami lakukan atas perintah Kapolwil,” kata Faisal. Ia menambahkan, sangat tidak masuk akal jika bayi bisa lahir tanpa bersetubuh.

Saat melakukan interogasi, ia bersama beberapa personel kepolisian, termasuk Polres Barru, terdengar membentak-bentak keluarga Kasmirah. Mereka menilai, keterangan keluarga Kasmira berbelit-belit dan tidak masuk akal.

“Bisa dibayangkan, dalam satu hari berapa puluh orang bahkan ratusan orang yang datang ke pulau menggunakan kapal dan perahu. Mereka melintasi laut, kalau sampai terjadi kecelakaan laut, siapa yang bertanggung jawab. Kami lakukan ini hanya untuk mencegah terjadinya kecelakaan,” tegasnya.

Terkait SMS kelahiran bayi “ajabi” yang pertama kali sampai di Camat Balusu, menurut Faisal, sangat tidak masuk akal. Ia juga menilai keterangan bahwa ibu bayi yang disebut-sebut “ajaib” karena lahir tanpa ayah dan tidak pernah disentuh laki-laki, itu tidak benar. “Ini semua bohong. Karena itu, harus diusut hingga tuntas,” terang Faisal.

Polisi akhirnya menyita handpone milik Kasmira yang oleh keluarganya diyakini juga ajaib. Malah, HP itu tidak bisa disentuh sembarang orang. HP itu berisi beberapa SMS yang kalimatnya aneh-aneh dan terkait bayi ajaib tersebut.

Saat ditanya mengenai kemungkinan untuk dilakukan tes DNA terhadap bayi tersebut untuk mengetahui siapa ayahnya, Faisal mengatakan bahwa itu terlalu dini. Masih terlalu cepat untuk melakukan uji DNA. “Masih banyak tahapan-tahapan pemeriksaan yang akan dilakukan terhadap mereka,” katanya.

Sementara itu, selain polisi, pihak medis dari Puskesmas Madello juga turun langsung ke Pulau Panikkian. Usai memeriksa Kasmira dan bayinya, dr M Herman yang memimpin pemeriksaan, mengatakan, ibu bayi melahirkan melalui persalinan normal. Ibu bayi juga diyakini sempat hamil.

Pernyataan dokter ini berbeda dengan pengakuan Kasmira dan keluarganya yang mengaku tidak pernah berhubungan badan dan hamil. “Panjang bayi 48 cm dengan berat 2,7 kg.

Hanya saja, mereka harus ditangani dokter karena kondisi bayi dan ibunya drop. Kita juga ingin melakukan langkah pencegahan penyakit. Karena bisa saja terjadi infeksi,” katanya.

Di rumah sakit sendiri, warga hingga malam tadi terus berdatangan. Mereka ingin melihat dari dekat bayi “ajaib” dan ibunya. Hanya saja, beberapa warga harus kecewa sebab ibu dan bayinya sudah diisolasi. Pihak RS juga sudah melakukan pemeriksaan dan visum.

Hasil visumnya direncanakan diumumkan Rabu, hari ini. Selain melakukan pemeriksaan, pihak RS juga berupaya mengorek keterangan dari Kasmira, termasuk siapa laki-laki yang menghamilinya. (amr-rus)

Sumber Fajar Online (05 Des 2007)

KELAHIRAN BAYI AJAIB; tanda kekuasaan Allah


Ada Tato Tulisan Arab di Tubuhnya

SEORANG bayi di Pulau Pannikian, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, lahir dengan tato tulisan Arab di beberapa bagian tubuhnya. Yang lebih aneh lagi, Musfira, sang ibu, mengaku melahirkan “bayi ajaib” itu tanpa pernah berhubungan badan. Lho! WARGA Pulau Pannikian, Kecamatan Balusu, Barru tiba-tiba heboh. Musababnya, seorang bayi yang lahir 25 November lalu di pulau itu dianggap ajaib. Selain karena di tubuhnya terdapat sejumlah tato tulisan Arab, sang bayi juga disebut-sebut lahir tanpa ayah.

Bukan karena akibat “kecelakaan”, tapi sang ibu, Musfira berdalih dirinya tidak pernah tersentuh oleh lelaki. Tapi kok bisa hamil? Musfira tak menjelaskan lebih jauh atas “keajaiban” yang menimpa dirinya. Ia juga tak merinci bagaimana proses kehamilannya, termasuk saat-saat mengidam.

Yang pasti, Kepala Kecamatan Balusu, Sukardi kepada Fajar, Minggu, 2 Desember, kemarin juga ikut terheran-heran atas keanehan yang menimpa salah seorang warganya itu. Sukardi lebih heran lagi tatkala melihat langsung bayi yang diberi nama Muhammad Ali itu.

Sukardi menyebut, di tubuh bayi itu ada tulisan alif di bagian dahi, lafal Muhammad di telapak tangan dan di pundak kanannya tertulis Jibril, serta Mikail di pundak kiri. Juga di telapak kaki kanannya tertulis Israil dan di kaki kirinya Israfil.

Sementara di lengan kanannya tertulis Muhammad Ali. Semuanya dengan aksara Arab. Karena itu pula ibu sang bayi memberi nama anaknya Muhammad Ali. “Saya coba raba-raba bagian tulisan tersebut, tapi tampak seperti asli, warnanya seperti tato,” kata Sukardi.

Pada awalnya, Juddin saudara Musfira sempat ngotot memaksa ibu korban mengakui siapa laki-laki yang menghamilinya. Tapi Musfira tetap bertahan menyatakan bahwa dirinya tidak pernah disentuh laki-laki. Bahkan ia menyebut bayi tersebut hanya “dititipi” dalam perutnya.

Bukti lain yang ditunjukkan keluarga Musfira, setelah melahirkan, Musfira bermimpi dirinya diminta menyimpan kamera di dekat tempat tidur bayi. Perintah mimpi itupun ia lakukan. Anehnya, kamera itu sempat menghilang tapi belakangan muncul lagi. Lebih aneh lagi dari isi kamera itu setelah dicetak ada gambar perempuan berpakaian putih dan berambut panjang.

Ada pula seorang laki-laki berpakaian jubah putih. “Pengakuan Musfira, mereka yang ada dalam foto itu adalah orangtua bayi yang dilahirkannya,” terang Juddin. (*)

Sumber : Harian Fajar (03- Desember - 2007)

FATHIMIYAH; ulang tahun ke 50

Pesantren Al-Qur’an Fathimiyah adalah Pesantren yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Al-Qur’an Fahtimiyah yang beralamat di Jalan Tanjakan X Bukti Duri Tebet Jakarta Selatan. Dalam perjalanannya, Pesantren ini telah banyak melahirkan alumni-alumni pembaca-pembaca Al-Qur’an (Qori dan Qori’ah) sekaligus para penghafal Al-Qur’an (Huffadz). Pada perkembangan selanjutnya, Yayasan Pendidikan Al-Qur’an Fathimiyah yang diketuai Oleh Hj. Saidah Amad, berusaha untuk mengembangkan lapangan pendidikan yang murah dan berkualitas dengan membuka cabang di Jalan Setia Warga I Jatiranggon Jatisampurna Bekasi

Selengkapnya...

Senin, 26 November 2007

SELAYANG PANDANG

PONDOK PESANTREN AL-QUR’AN FATHIMIYAH

A. Sejarah Singkat Berdirinya
Pendirian Pondok Pesantren Al-Qur'an Fathimiyah diprakarsai oleh beberapa orang yang pada mulanya mempunyai i’tikad baik untuk mengembangan dunia pendidikan Islam dan untuk mengabdikan diri mereka kepada masyarakat melalui wadah Lembaga Pendidikan yang memungkinkan untuk mencapai tujuan umat Islam yaitu melestarikan ajaran-ajaran Islam dalam al-Qur'an dan amanah-amanah Rosulullah dalam as-Sunnah.
Ide untuk mendirikan sebuah Lembaga Pendidikan akhirnya dicetuskan oleh seorang Qoriah Internasional yaitu Hj. Saidah Ahmad dengan dibantu oleh beberapa orang maka berdirilah sebuah pengajian khusus mempelajari al-Qur'an dan Qiraah-nya yang bertempat di kediaman beliau di daerah Bukit Duri Tebet Jakarta Selatan.
Waktu terus berjalan dan bergulir dari berbagai pelosok daerah para orang tua murid mencoba menitipkan anak-anaknya dan orang tua untuk menimba ilmu kepada beliau sehingga Umi Hj. Saidah Ahmad merasa perlu untuk membuat sebuah lembaga untuk melegitimasi setiap kegiatan-kegiatan yang beliau lakukan. Maka beberapa orang dari sanak saudara dan kerabatnya mencoba merintis sebuah yayasan yang diberi nama Yayasan Al-Qur'an Fathimiyah dengan akta notaris Abdoellah Hamidy No.41 Tanggal 7 September 1990. Para pendiri yayasan tersebut diantaranya adalah Drs. MH. Syatiri Ahmad, Umi Hj. Saidah Ahmad, H. Ahmad Zarkasyi Usman, Hasyim Ahmad, dan H. Muhammad Yasin , Yayasan Al-Qur'an Fathimiyah mempunyai tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, penghayatan dan pengamalan syariat Islam dikalangan masyarakat Islam, sehingga menjadi manusia yang bertaqwa, berakhlakul karimah dan berilmu pengetahuan serta meningkatkan kesejahteraan umat Islam untuk kepentingan dunia dan akhirat sesuai dengan ajaran Allah dan Sunnah Rasul yang antara lain meliputi :
1. Memasyarakatkan pengetahuan, penghayatan dan pengamalan Al-Qur'an dan As Sunah.
2. Meningkatkan kesadaran umat untuk berbuat kebajikan dan mengamalkannya di jalan Allah.
3. Meningkatkan kecerdasan umat, baik dalam ilmu agama maupun umum.
4. Meningkatkan kesejahteraan umat.
5. Memberikan saran dan pendapat kepada perorangan, badan –badan pemerintah maupun swasta [1]


Dengan modal inilah para pendiri mencoba merintis berbagai kegiatan keagamaan yang dilakukan dan membangun sekolah-sekolah yang berdasarkan Islam mulai dari Taman Kanak-kanak, sampai sekolah lanjutan atas/ akademi, yaitu :
1. Taman Kanak-kanak Islam
2. Tsanawiyah. (Sekolah Lanjutan Pertama Islam)
3. Aliyah (Sekolah Lanjutan Atas Islam).

Menyelenggarakan madrasah-madrasah, pengajian-pengajian, Pesantren-pesantren dan asrama-asrama yang disesuaikan dengan tingkat kemajuan masyarakat. Mengadakan kerjasama dengan badan-badan lain baik pemerintah maupun swasta, dan melakukan usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan yayasan yang tidak bertentangan dengan Undang-undang Negara dan Hukum Islam.[2] Secara umum Yayasan Pendidikan Al-Qur'an Fathimiyah berlandaskan al-Qur'an dan as-Sunnah sehingga pola pengembangan yang dilakukan adalah kegiatan-kegiatan yang bersifat pengembangan ilmu pengetahuan dan penguatan aqidah dan akhlak umat.
Dalam kurun waktu beberapa tahun akhirnya Yayasan Pendidikan Al-Qur'an Fathimiyah dapat mengembangkan pendidikan melalui berbagai kegiatan Baik Formal, Non formal, maupun In Formal. Kegiatan formal diantaranya Taman Kanak-kanak Islam, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah. yang non formal diantaranya: Majlis Taklim dan Pondok Pesantren. Sedangkan yang Informal diantaranya adalah: Kursus Komputer, kursus Kaligrafi Arab, Kursus Tilawah Al-Qur'an dan peternakan. Pondok Pesantren. Al-Qur'an Fathimiyah yang terletak di Jl. Setiawarga I RT/RW 002/02 No 86 Jatiranggon Jatisampurna Bekasi. Pondok Pesantren Al-Qur'an dan Taman Kanak-kanak Islam dibangun tepatnya pada tahun 1997 di bawah naungan Yayasan Pendidikan Al-Qur’an Fathimiyah. dan alhamdulillah sudah mendapatkan izin operasional dengan Nomor Statistik 03.2.32.76.01.019 berdasarkan keputusan Kepala Kantor Departemen Agama Kota Bekasi Nomor : Mi. 26/V.D/PP.00.7/626/2003. Sehubungan dengan sudah dibangunnya Pesantren dan sekolah tersebut maka santri/siswa yang menempati gedung yang permanen tersebut berasal dari berbagai daerah tanah Jawa seperti Bogor, Banten, Sukabumi, Indramayu, Berebes, Jakarta, dan dari Bekasi, yang semuanya adalah Putra dan telah disediakan asrama agar mereka dapat lebih konsentrasi dalam menimba ilmu-ilmu pengetahuan khususnya al-Qur’an karena sejak berdirinya Fathimiyah telah memiliki komitmen dan kepedulian yang tinggi terhadap kegiatan pendidikan dan pengembangan al-Qur’an di tengah-tengah masyarakat. Untuk santri putri saat ini belum bisa ditempatkan di Jatiranggon dikarenakan keterbatasan sarana dan dialihkan ke Pondok Pesantren Al-Qur’an Fathimiyah khusus putri yang Beralamat di Bukit Duri Tanjakan Tebet Jakarta Selatan
Pondok Pesantren Al-Qur'an Fathimiyah dibangun atas sumbangan dari para dermawan yang concern dalam dunia pendidikan khususnya agama Islam, apalagi pesantren tersebut mengkaji berbagai ilmu Islam karena pesantren ini intregrasi sistem antara Pesantren Tradisional, Modern, dan Tahfidz. Meskipun namanya Pesantren al-Qur’an tapi tidak hanya mengkaji ilmu-ilmu al-Qur’an saja. Pondok Pesantren Al-Qur’an Fathimiyah mempunyai Visi dan Misi sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan Pendidikan Islam Yang murah dan terjangkau bagi setiap orang namun tetap mengedepankan kualitas.
2. Menghimpun Keterlibatan setiap orang untuk terlibat dalam pendidikan Islam yang murah dan bermutu.
3. Mengupayakan alumni yang ‘alim dalam ilmu-ilmu agama Islam dan hafidz (hafal) Al-Qur’an serta mempunyai keahlian (skill) yang siap pakai.
4. Menggugah kesadaran pemerintah lembaga-lembaga social dan masyarakat untuk turut aktif dalam pendidikan Islam guna mengantisipasi dampak negatip era globalisasi dan informasi.
5. Mengajak partisipasi masyarakat muslim dalam pemberdyaan ekonomi umat guna menunjng pendidikan.
B. LETAK GEOGRAFIS
Pondok Pesantren Al-Qur'an Fathimiyah terletak di Jalan Setia Warga I Rt 002/02 No. 86 Jatiranggon Jatisampurna Bekasi 17432, secara georafis Pondok Pesantren Al-Qur'an Fathimiyah Jatiranggon Bekasi terletak pada tempat yang amat strategis karena jika dilihat dari sebelah utara berbatasan dengan jalan Ujung Aspal Pondok Gede dan dari selatan berbatasan dengan kelurahan Jati Sampurna, dan dari sebelah barat berbatasan dengan Sekolah Dasar Negeri Jatiranggon.
Perjalanan menuju Pondok Pesantren Al-Qur'an Fathimiyah dapat ditempuh dari berbagai arah, dari arah utara dapat ditempuh dengan menggunakan mobil jurusan Kranggan Kampung Rambutan kemudian turun di Ujung Aspal dan berjalan menuju Pondok Pesantren Al-Qur'an Fathimiyah atau menggunkan ojek motor. Jika mengambil jalan dari sebelah selatan dapat menggunakan kendaraan angkutan kota dengan trayek 02 jurusan Komsen Kampung Rambutan kemudian turun di Pertigaan Jati Ranggon dan berjalan menuju Pondok Pesantren Al-Qur'an Fahimiyah atau menggunakan ojek motor.
Kondisi lingkungan yang masih banyak ditumbuhi pepohonan dan hasil pertanian memungkinkan para santri dapat lebih tenang mengikuti proses belajar mengajar, apalagi ditambah dengan udara sejuk di sekitar Pesantren menambah kekhusu’an para santri untuk belajar dan menghapal al-Qur'an secara Mudawamah. Kehidupan yang jauh dari keramaian kota dan jauh dari pengaruh kehidupan kemewahan merupakan syarat mutlak dari seseorang untuk mencapai predikat Haafizh dan menjadi seorang yang mumpuni dalam mempelajari, mendalami dan megamalkan al-Qur'an sebagai pedoman hidup umat Islam.
Kondisi alam amat mempengaruhi setiap langkah dan aktivitas yang dilakukan oleh para Haafizh , maka tidak berlebihan jika jumlah siswa/ santri di batasi secara kuantitas, hal ini menunjukan betapa selektifnya untuk menghasilkan seorang yang Haafizh dan tidak sembarangan orang yang mendapatkan predikat tersebut.[3]

C. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Qur'an Fathimiyah Jatiranggon di bawah naungan Yayasan Pendidikan Al-Qur'an Fathimiyah yang berfungsi sebagai Badan Pendiri dari Pondok Pesantren Al-Qur'an Fathimiyah, hal ini disebabkan karena masih sedikitnya unit-unit usaha yang dilaksanakan oleh Yayasan tersebut, seperti yang dijelaskan oleh pimpinan Harian Pondok Pesantren Al-Qur'an Fathimiyah:
“Secara Struktural Pondok Pesantren Al-Qur'an Fathimiyah dibawah Yayasan Al-qur’an Fathimiyah, namun seluruh kegiatan dan proses pelaksana tekhnis diserahkan ke Dewan Pengurus Harian Pondok Pesantren Al-Qur'an Fathimiyah, ini untuk memberikan wewenang secara khusus dalam pengelolaan. Disamping itu pula kami (Dewan Pengurus Harian) mempunyai surat tugas secara khusus untuk mengelola sepenuhnya pondok Pesantren Al-Qur'an ini, supaya lebih kuat dan mendapat legitimasi yang jelas dari seluruh masyarakat”.[4]

Sebagai lembaga yang masih relatif muda Pondok Pesantren Al-Qur'an Fathimiyah mempunyai struktur yang relatif masih sedikit, hal ini terlihat dari struktur organisasi yang dimiliki oleh Yayasan Al-Qur'an Fathimiyah, tetapi disamping itu jumlah santri yang muqim (berasrama) juga terus berdatangan dari berbagai daerah. Struktur Organisasi Pesantren Al-Qur’an Fathimiyah seperti di bawah ini:








STRUKTUR ORGANISASI
PONDOK PESANTREN AL-QUR’AN FATHIMIYAH
SANTRI
KELAS 3

SANTRI
KELAS 4

Pimpinan Pontren
Drs. KH. Mulyadi Efffendi MA
Ketua Yayasan
Hj. Saidah Ahmad
Sekretaris
Dadin Ardiansyah
Bendahara
Ruskandi Amabra
Bagian Keamanan
Arief Muslim

Bagian Pengajaran
Ujang Suherman

Bagian-bagian
Bagian Perpustakaan
Gunawan Sutisna

Bagian Bahasa
Nurkholis Majid

Bagian Kesenian
Husen Kastori

Bagian Keterampilan
Cecep Abdurrohman

Bagian P 3 K
Ahmad Badri

Bagian Olahraga
M. Hasan Basri


GURU

SANTRI
KELAS 2

SANTRI
KELAS 1



















Sumber Data: Sekretaris Pondok Pesantren Al-Qur’an Fathimiyah Jatiranggon
D. Keadaan Guru
Jumlah guru yang terlibat dalam proses belajar mengajar di Pondok Pesantren Al-Qur'an berjumlah 14 orang yang terdiri dari 12 orang guru pria, dan 2 orang guru wanita. Masing-masing guru ini mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda, dan yang lebih penting mempunyai latar belakang Pesantren Tradisional, Pesantren Modern, dan Tahfidz al-Qur’an. Diantara guru-guru tersebut adalah:

Tabel 14
Data Guru di Pondok Pesantren Al-Qur'an Fathimiyah Jati Ranggon Bekasi
NO
N A M A
L/P
PENDIDIKAN TERAKHIR
BIDANG STUDI
01
Drs.KH.Mulyadi Efendi M.A
L
S-2 UIN Jakarta
Tafsir Al-Qur’an
02
Ust. Ali Mustafa
L
PP. Tahfidz
Tahfidz Al-Qur’an
03
Ustz. Inaya Maulida SE
P
UID Jakarta
Tajwid
04
Ust. Mupid pahlevo
L
S-1 UNIAT
Usul Fiqih
05
Ust. Arief Muslim
L
Pesantren
Qira’ah
06
Ust. Dadin Ardiansyah
L
PP.Modern Assalam
Bhs Inggris
07
Ust.Azwar Ichsan As-Singkily
L
D-2 UBA Jakarta
Lughatul ‘Arabiyah
08
Ust.Husain Kastori
L
Pesantren
Kesenian, Marawis
09
Ust.Abdul Muhit
L
Pesantren
Fikih
10
Ust.H. Saiful
L
Pesantren
Nahwu
11
Ust. Ujang Suherman
L
D-2 UBA Jakarta
Sorof
12
Ust. Zakaria
L
Pesantren
Akhlak
13
Ustz. Fitri Lailiyyah
P
STAI Lantaboer
Qosidah

(Sumber Data : Sekretaris Pondok Pesantren Al-Qur'an Fathimiyah Jatiranggon)
E. Keadaan dan Aktivitas Santri
1. Keadaan Santri
Jumlah santri secara keseluruhan berjumlah 91 orang yang terdiri dari santri putra semua dan masing-masing mempunyai latar belakang umur yang berbeda pula. Agar proses pembelajaran lebih efektif maka seluruh santri diasramakan yang telah disediakan dan mereka dipantau selama 24 jam oleh pengurus Pesantren Al-Qur’an Fathimiyah karena kegiatan di Pesantren baik formal maupun non-formal berlangsung selama 24 jam. Semenjak berdiri dari tahun 1997 minat para masyarakat untuk belajar mendalami Al-Qur'an masih sangat sedikit hal ini dipengaruhi karena berbagai faktor, terutama mengenai masalah faktor kesabaran, karena yang dipelajari adalah bukan bahasa Indonesia bahasa orang Indonesia sehari-hari melainkan bahasa Arab yang jika secara harfiah dan pengucapan akan berakibat pada perubahan pemberian makna dalam Al-Qur'an itu sendiri.
Sebagian para santri ada yang hanya mendalami Al-Qur'an dan mengikuti pengajaran yang diadakan oleh pesantren, namun tidak sedikit yang mengikuti sekolah formal diantaranya Madrasah Ibtidaiyah (SD), Madrasah Tsanawiyah (SLTP) dan Madrasah Aliyah (SLTA).




2. Aktivitas Santri
a. Kegiatan Formal
Aktivitas Pesantren Al-Qur’an Fathimiyah yang selama 4 tahun ini berjalan adalah melaksanakan sekolah formal Madrasah Tsanawiyah (SLTP) pada tahun ajaran pertama kelas satu sebanyak satu kelas, kelas 2 sebanyak satu kelas, dan kelas 3 sebanyak satu kelas dan insya Allah jumlah santri sampai saat ini terus bertambah yang datang dari berbagai pelosok daerah terutama JABODETABEK.

b. Kegiatan Informal
Salah satu ciri Pondok Pesantren Fathimiyah adalah kekhususannya dalam pengkajian Al-Qur’an dan kitab-kitab salafiyah atau biasa disebut kitab kuning yang pelaksanaannya dilakukan diluar jam pelajaran formal.
Para santri diwajibkan melaksanakan hapalan selama kurun waktu yang telah ditentukan, sehingga pada akhir setudinya santri dapat menyelesaikan hapalan seluruh Al-Qur’an.

c. Kegiatan Ekstra Kurikuler
Merupakan sarana penunjang dari kegiatan-kegiatan lainnya yang bertujuan untuk mengembangkan bakat, minat dan keterampilan santri dalam berbagai hal, di antaranya : Pencak silat, Kaligrafi, Jamiatul Quro wal Huffadz.
Aktivitas dari kegiatan santri saat ini merupakan asset yang sangat besar bagi pengembangan sumber daya manusia seutuhnya dan merupakan potensi yang harus terus digali sebagai penerus cita-cita perjuangan para pendahulu untuk menciptakan masyarakat yang berpendidikan serta berakhlakul karimah.

F. Sarana dan Prasarana
Suatu pengajaran dan pembelajaran tidak akan dapat berlangsung dengan baik tanpa didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Dengan adanya sarana dan prasarana tersebut maka tujuan pendidikan akan dapat tercapai.
Sarana adalah segala sesuatu yang dipergunakan sebagai alat untuk mencapai maksud dan tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala yang menunjang terlaksananya suatu proses usaha, proyek dan sebagainya, jadi yang disebut sarana dan prasarana di sini adalah segala alat pendidikan yang dimiliki oleh Pondok Pesantren Al-Qur'an Fathimiyah dan alat pendukung lainnya terhadap kegiatan belajar mengajar baik secara langsung maupun tidak langsung.
Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Pondok Pesantren Al-Qur'an Fathimiyah Jatiranggon Bekasi adalah sebagai berikut :




Tabel 15
Sarana Pondok Pesantren Al-Qur'an Fathimiyah
NO
RUANG
JUMLAH
KONDISI
Baik
Tdk Baik
Cukup
01.
Gedung Asrama dan sekolah
2
ü


02.
Ruang Kelas
4
ü


03.
Ruang Guru
2
ü


04.
Kantor Sekretaris
1
ü


05.
Musholla
1


ü
06.
Perpustakaan
1


ü
07
Lapangan olah raga
1


ü
08
Ruang Praktek menjahit
1
ü


09
Kebun agribisnis (ayam, bebek)
1
ü


10
Wc.Guru
3


ü
06.
Wc. Santri
4
ü



(Sumber Data : Sekretaris Pondok Pesantren Al-Qur’an Fathimiyah)






Tabel 16
Prasarana Pondok Pesantren Al- Qur’an Fatimiyah

NO
Perlengkapan
JUMLAH
KONDISI
Baik
Tdk Baik
Cukup
01.
Mesin Tik
1 Buah
ü


02.
Komputer
2 Buah
ü


03.
Printer Komputer
1 Buah
ü


04
Mesin Jahit
3 Buah


ü
04.
Lainnya



ü

(Sumber Data : Sekretaris Pondok Pesantren Al-Qur’an Fathimiyah )

[1] Salinan Akta Pendirian Yayasan Al-Qur’an Fathimiyah , hal. 7
[2] Salinan Akta Notaris Pendirian Yayasan Al--Qur’an Fathimiyah hal. 4
[3] Syekh Abd. Rabb Nuwabuddin, Metode Praktis Hapal Al-Qur’an, (Jakarta: 1993), hal. 35
[4] Drs. KH. Mulyadi Efendi. MA, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Qur’an Fathimiyah, WawancaraPribadi, Jatiranggon Jatisampurna Bekasi, 25 Juli 2007

SEKILAS PANDANG

e:/BAB III UJ.doc